Sejarah

PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GIZI KLINIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

 

Institusi pendidikan FK UNDIP, pada tahun 1968 membuat struktur kelembagaan “Substansi Pendidikan” dalam bagian-bagian dengan berbagai aktivitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam perjalanan pendidikanna Bagian Gizi telah bergabung dengan RS dr. Kariadi. Perjalanan Bagian Gizi FK UNDIP dari tahun ke tahun telah menambah staf pengajar, sarana, prasarana untuk mengemban amanat pendidikan, penelitan dan pengabdiannya.

Sekitar tahun 1980an, Bagian Gizi FK UNDIP sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran, sejalan pula dengan tuntutan pelayanan kedokteran, sejalan pula dengan tuntutan pelayanan kedokteran yang digagas oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) maka dilakukan akreditasi bagi staf pengajar bagian Gizi FK UNDIP. Bagi mereka yang telah menyelesaikan Pendidikan paska sarjananya dan telah memberikan pelayanan gizi di RS sekurang kurangnya 5-6 tahun diakreditasi untuk mendapatkan gelar Dokter Ahli Gizi. FK UNDIP memberikan gelar DOkter Ahli Gizi kepada sebanyak 6 orangpada tahun 1983

Mengacu pada Rencana Pengembangan dan Rehabilitasi Universitas Diponegoro, yang didukung oleh Asian Development Bank (ADB) pada tahun 1993 untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, terdapat 6 fakultas target pengembangan: Animal Science, Ekonomi, Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat serta unit fungsional rektorat seperti perpustakaan, laboratorium Bahasa dan fasilitas sentral lainnya.

Pada bidang kedokteran terdapat target pembangunan di bidang Sumber Daya Manusia (berupa Fellowship), Akademik (berupa pengembangan program studi baru) dan pengadaan sarana prasarana seperti: membangun gedung mencari lokasi kampus, membangun infrastruktur gedung laboratorium dan infrastruktur lainnya. Karena krisis moneter 1998 sempat terhambat programnya karena kacaunya pengaturan keuangan. Perencanaan di tahun 1989, yang selesai programnya pada 1998, kemudian menyusun ulang proposal baru untuk pengembangan berkelanjutan UNDIP dari konsorsium Japan International salah satu implementasinya adalah Proposal Pembentukan Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Bangsa Indonesia melalui ketetapan X Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1999 sepakat melaksanakan “Pemulihan dan Membangun Kembali Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas utama Pembangunan Nasional”. Dari berbagai macam determinan kesakitan dan kematian faktor gizi merupakan determinan utama, karena pentingnya gizi bagi pembangunan nasional. DI bidang gizi sendiri, Indonesia masih menghadapi masalah gizi  seperti Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi, gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) dan kurang energi protein (KEP).

Masalah gizi, disamping penyakit- penyakit infeksi merupakan faktor penyebab secara langsung terjadinya kesakitan dan kematian baik di masyarakat maupun di Rumah Sakit (RS). Masalah gizi di RS yang termanifestasi kurang energi protein (KEP) merupakan masalah pelayanan Kesehatan baik di negara maju maupun berkembang. KEP di RS Pendidikan FK Universitas mencapai 50% – 70% hai ini merupakan predictor untuk panjangnya lama masa rawat dan tingginga angka readmisi ke RS dan pada akhirnya meningkatkan Morbiditas dan Mortalitas. Pada tahun 2003 disusun Proposal Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Medik di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Tujuan Pendidikan dokter spesialis Gizi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro adalah memberikan pengetahuan , sikap dan keterampilan gizi medik bagi dokter sebagai seorang ahli untuk pelayanan penderita baik di rumah sakit maupun dalam masyarakat. Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Medik adalah Pendidikan dengan ruang lingkup ilmu terapan untuk memecahkan masalah-masala gizi yang bersinggungan dengan diagnosis, pengobatan, perawatan penderita dan rehabilitasi. Pengembangan Pendidikan dokter Gizi Medik juga diharapkan memposisikan terhadap pemberian terapi gizi yang rasional.

Pada Awal Penyusunan Proposal dikoordinasi oleh DR. dr. Darmono SS, MPH. SPGM yang saat itu menjabat Kepala Instalasi Gizi RSUP Dr Kariadi. Beberapa nama dan jabatan fungsionaris dosen Program Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Medik yang terdaftar pada proposal diantaranya: Prof. DR. dr. Djoko Moeljanto, SpPD KEMD, Prof DR. dr. Ign Riwanto Sp B Digestif, Prof DR. dr. Satoto, Prof dr. Siti Fatima Moeis, M.Sc, Sp GM, Dr M. Sulchan M.Sc Sp GM, DR. dr. Endang Purwaningsih MPH, DR. dr. Hertanto WS, MS serta beberapa Guru Besar dan Lektor Kepala lintas bidang lainnya.

Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Medik Fakultas Kedokteran UNDIP / RS Dr Kariadi Semarang diselenggarakan di bawah koordinasi Tim Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran UNDIP dan Bagian Gizi Fakultas Kedokteran UNDIP .

Konsorsium pada tahun 2006, Merubah istilah gizi medik menjadi gizi klinik, dari human nutrition menjadi Gizi berbasis rumah sakit. Ada perubahan nomenklatur, dari medik ke klinik, karena gizi masih dijadikakan satu dengan Kesehatan masyarakat. Ketua Kolegium Ilmu Gizi Klinik (KIGK) saat itu Prof. Dr. Soemilah Sastroamidjojo, SpGK menegaskan Kembali pembicaaraan dengan dr Darmono saat persetujuan Muktamar IDI di Jakarta untuk memproses tentang pembukaan PPDS-1 Ilmu Gizi Klinik sesuai dengan Keputusan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) No. 190 /SK/MKKI/IX/2003 tentang Pengesahan Program Studi Dokter Spesialis Kedokteran Gizi Klinik Sebagai Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS I) tanggal 16 September 2003.

Pengurus Kolegium Ilmu Gizi Klinik pada periode 2004-2007 pada September 2006 menyampaikan Kurikulum dan Katalog Nasional beserta Keputusan Sidang Pertemuan Nasional KIGK 2 Oktober 2005. Pertemuan Nasional KIGK ke-3 pada 23-25 MAret 2007 membahas sertifikasi Dr. SpGK, kriteria pemutihan konsultan, standar Pendidikan Dr SpGK, Pedoman Pendidikan dan pelatihan Profesional Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) Dr. SpGK dan penerbitanan Kriteria verifikasi dan materi verifikasi untuk menilai kelayakan penyelenggaraan PPDS-1 Ilmu GIzi Klinik.

Tahun akademik pertama 2007/2008, siap dibuka Program Reguler maupun non regular (jalur khusus) dengan beban akademik 111 SKS, yang dapat diselesaikan selama 6-7 semester melalui program Pendidikan terstruktur, terpimpin dan terjadwal sesuai dengan kajian kurikulum nasional maupun internasional.

Pada 12-13 Desember 2009 PDGKI yang saat itu masih disebut dengan PDGMI mengadakan Seminar dan Pra Kongres dengan Tema “Innovative Intervention to Improve Nutrition in Indonesia”. Acara tersebut mengundang Spesialis Gizi Klinis dari seluruh Indonesia dan Spesialis dari bidang lain seperti Ilmu Penyakit dalam dan Pediatri untuk membahas permasalahan Gizi utamanya terkait metabolisme.

Prodi GK UNDIP selalu berusaha mengembangkan relasi baik dengan Prodi lain di lingkup Fakultas maupun Rumah Sakit. Interaksi dengan bagian lain seperti dengan Prodi Penyakit Dalam, tokoh dari endokrin Prof. DR. dr. Djokomoeljanto Sp.PD. KEMD bekerja sama dengan DR. dr. Darmono SS, MPH. SpGK (K)  dari 1983 menjadi pengurus GAKI di bawah Direktorat Bina Gizi – Kementrian Kesehatan NKRI. Menerbitkan Jurnal GAKI Indonesia yang memiliki misi menyebarluaskan dan mendiskusikan berbagai tulisan ilmiah mengenai hasil penelitian GAKI biomedik, GAKI masyarakat, GAKI klinis, kebijakan dalam lingkup IPTEK GAKI dan program tatalaksana GAKI.